Penelitian baru-baru ini telah menemukan hubungan yang signifikan antara masalah tidur dan risiko terkena demensia. Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of California, Berkeley, menunjukkan bahwa gangguan tidur seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami demensia pada usia lanjut.
Dalam penelitian ini, para peneliti mengamati lebih dari 2.000 orang dewasa yang berusia di atas 60 tahun selama lebih dari lima tahun. Mereka menemukan bahwa partisipan yang memiliki masalah tidur memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami penurunan kognitif dan risiko demensia dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola tidur yang baik.
Menurut Dr. Matthew Walker, seorang profesor di bidang ilmu saraf dan psikologi di University of California, Berkeley, gangguan tidur dapat menyebabkan penumpukan plak amyloid di otak, yang merupakan salah satu tanda awal dari perkembangan penyakit Alzheimer. Plak amyloid ini dapat mengganggu fungsi otak dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf, yang pada akhirnya dapat menyebabkan demensia.
Hasil ini menunjukkan betapa pentingnya tidur yang berkualitas bagi kesehatan otak dan kognitif seseorang. Oleh karena itu, para peneliti menyarankan agar kita semua menjaga pola tidur yang sehat dan teratur, serta menghindari kebiasaan tidur yang buruk seperti begadang atau kurang tidur.
Selain itu, para peneliti juga menekankan pentingnya untuk mengidentifikasi dan mengobati masalah tidur dengan segera, agar dapat mencegah penumpukan plak amyloid di otak dan mengurangi risiko terkena demensia di kemudian hari. Dengan menjaga tidur yang berkualitas, kita dapat menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko terkena penyakit demensia pada usia lanjut.