Residu atau limbah merupakan salah satu tantangan besar bagi pemangku ekonomi yang berkomitmen untuk berkelanjutan. Hal ini terutama terlihat dalam praktik “drop box” yang semakin populer di kalangan masyarakat.
Drop box adalah tempat penampungan barang-barang bekas seperti pakaian, elektronik, dan barang lainnya yang masih layak pakai namun tidak terpakai lagi oleh pemiliknya. Barang-barang ini kemudian disumbangkan atau dijual kembali dengan harga yang lebih murah.
Namun, masalah muncul ketika barang-barang yang sudah tidak terpakai tersebut tidak terkelola dengan baik. Residu dari barang-barang tersebut menjadi beban bagi lingkungan dan juga bagi pemangku ekonomi yang berkomitmen untuk berkelanjutan.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah residu dari drop box ini adalah dengan melakukan pengelolaan limbah yang baik. Pemangku ekonomi dapat bekerja sama dengan pihak terkait untuk mendaur ulang barang-barang yang masih layak pakai namun tidak terpakai lagi. Selain itu, pemangku ekonomi juga dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah yang baik.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, diharapkan residu dari drop box dapat diminimalisir dan pemangku ekonomi yang berkomitmen untuk berkelanjutan dapat tetap menjalankan praktik bisnisnya dengan baik tanpa merugikan lingkungan.