Ketahui demam kelinci, penyakit yang kasusnya melonjak di AS

Demam kelinci atau yang dikenal juga sebagai tularemia, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini biasanya menyerang mamalia, termasuk kelinci, tetapi juga dapat menular kepada manusia melalui gigitan serangga atau kontak dengan hewan yang terinfeksi.

Baru-baru ini, Amerika Serikat dilanda dengan lonjakan kasus demam kelinci. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus demam kelinci di AS telah meningkat sebesar 13% pada tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan lingkungan dan perubahan pola migrasi hewan.

Gejala demam kelinci pada manusia dapat bervariasi, mulai dari demam, menggigil, nyeri otot, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan pneumonia atau infeksi yang meluas ke bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk waspada terhadap gejala-gejala yang muncul dan segera mencari pengobatan jika terjadi kecurigaan terhadap demam kelinci.

Untuk mencegah penularan demam kelinci, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain:

1. Hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, terutama kelinci liar.
2. Gunakan perlindungan seperti sarung tangan saat menangani hewan yang berpotensi terinfeksi.
3. Cuci tangan secara teratur setelah berinteraksi dengan hewan atau lingkungan yang berpotensi terinfeksi.
4. Berhati-hati saat bepergian ke daerah yang diketahui memiliki kasus demam kelinci.
5. Konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala-gejala demam kelinci.

Demam kelinci merupakan penyakit yang serius dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Semoga dengan upaya bersama, kasus demam kelinci dapat dikendalikan dan dicegah penyebarannya di masyarakat.